Bincang Karya: Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata
![]() |
dari kiri: Nugraha, Zaenal, Rifqi, Saya, Maya, Umi, dan Vella. |
Sabtu, 20 Juli 2019.
Malam Minggu kemarin saya isi dengan kegiatan menarik, yaitu
mendiskusikan karya terbaru Andrea Hirata berjudul “Orang-Orang Biasa”,
kebetulan saya diminta jadi pematerinya. Dengan penuh semangat saya menyanggupi
permintaan temen-temen pengurus FLP Ciputat karena memang saya suka sekali baca
novel. Bahkan khusus novel "Orang-orang Biasa" ini saya sampai membacanya dua
kali.
Acara ini merupakan ragkaian dari kegiatan “Ngopi” atau
ngobrol penuh inspirasi yang dihadiri oleh temen-temen dari FLP Ciputat baik
pengurus maupun anggota. Mereka begitu antusias mengikuti diskusi, yang membuat
saya semakin termotivasi untuk menceritakan novel ini. acara ini juga disiarkan
langsung di akun istagram FLP Ciputat.
OOB-singkatan dari Orang-orang Biasa, merupakan karya ke 10
yang ditulis Bung Andrea Hirata. Seperti yang disampaikan Jill Simsons
dalam endorsnya, bahwa novel ini seperti
ditakdirkan jadi karya internasional besseller kedua Bung Andrea Hirata setelah
Novel Laskar Pelangi. Jadi wajar saja jika novel OOB ini jadi buku terpopuler
pada bulan Juni lalu versi Gramedia.
Pertama-tama saya memperesentasikan slide yang sudah saya
buat sehari sebelumnya, di slide itu fokus saya adalah menjelaskan keunikan
dari novel ini, karakter-karakter yang unik dengan kepribadian yang berbeda-beda
dan jalan cerita yang seru. Semua kisah ditulis oleh Buang Andrea Hirata dengan
apik dan jenaka, dengan detail yang luar biasa menggabungkan unsur seni,
budaya, dan sains gaya khas tulisan-tulian Andrea. Namun bedanya OOB ini juga ada unsur
detektifnya, dan inilah novel beliau yang pertama yang bergendre detektif.
Sekitar satu jam kita berdiskusi dengan berbagai pertanyaan,
awalnya saya hanya ingin menjelaskan point-poinnya saja dari buku itu, tetapi
teman-teman malah memaksa saya untuk menceritakan jalannya cerita di novel ini
dari awal sampai akhir, sungguh merepotkan tapi saya senang saja
menceritakannya.
Next saya berencana ingin mendiskusikan novel “Aroma Karsa”
karya Dee Lestari, novel yang tebalnya hampir dua kali lipat dari novel OOB.
Novel yang konon dalam riset penulinya sampai pergi ke tempat sampah hanya
untuk mengetahui dan mencium langsung aroma dari sampah seperti apa. Menarik.
Semoga niat itu terlaksana. Sampai jumpa di diskusi selanjutnya. Salam Karya. Salam
Literasi. Salam Diskusi.
Komentar
Posting Komentar