Filter Gelas Kosong
![]() |
sumber: liesloa.blogspot.com |
Saya adalah Marbot di salah satu masjid daerah Bintaro,
setiap hari juma’at kita melakukan tugas memeriksa suhu setiap jemaah yang akan
masuk masjid. Namun ada kejadian unik siang tadi, ada seorang bapak-bapak
menolak untuk dicek suhu di keningnya,
“Mas, boleh gak cek nya tangan ajah?” begitu permintaannya.
Biar tidak ada masalah akhirnya saya penuhi keinginannya,
dia menjulurkan tangannya percis seperti orangtua yang menjulurkan tangan ke
anaknya sebelum berangkat sekolah.
Ada ada ajah bapak satu ini.
Ternyata yang melakukan kejadian tersebut bukan bapak itu
saja.
Di Istagram, saya melihat postigan dari Dr. Dhika, beliau
bercerita begini,
“Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri tadi siang ada
yang gak mau dicek suhu di kening, tapi malah minta cek di tangan. Udah kayak
mau cium tangan ajah, wkwkww”, Seru Dr.Dhika mengingat kejadian itu.
“Alat pengecek suhu yang ada di rumah sakit dan dipakai
berulang ulang pasti sudah lulus uji kesehatan, mana ada alat yang dipakai
untuk kesehatan tapi malah menyebabkan penyakit”, geram Dr. Dhika menanggapi
isu bahwa alat cek suhu tubuh itu bisa menyerang sel-sel di otak.
“Lagian”, lanjut Dr. Dhika, “antara suhu kepala dan suhu
tangan itu jelas berbeda,” Dr. Dhika mengakhiri vlog nya dengan menampilkan
gambar sensor suhu tubuh manusia, di sana terlihat jelas perbedaan suhu bagian
kepala dan lengan, jadi kesimpulannya pasti suhu yang di tangan tidak sama
dengan suhu yang ada di kepala.
“Saya sedih kok ada orang gampang sekali percaya dengan
isu-isu yang belum jelas kebenaranyanya.” Tutup Dr. Dhika menyudahi vlognya.
Dari video ini saya jadi mengerti satu hal, banyak
orang-orang di negara kita tercinta ini yang masih gampang termakan isu, belum
bisa memilah mana berita yang benar dan mana berita yang salah, belum bisa
memfilter berita yang ia terima.
***
Kosongkan Gelas Anda?
Istilah ini mungkin kita sering dengar dalam keseharian
kita. Mengosongkan gelas agar dapat menampung ilmu dengan baik dari orang baru
yang kita temui. Mengosongkan gelas dalam pembelajaran agar apa yang
disampaikan oleh dosen, guru atau ustadz kita bisa masuk ke otak kita.
Namun apakah cukup hanya dengan mengosongkan gelas saja?
Selanjutnya apa?
Mari kita berpikir, di era digital dan pesatnya informasi
seperti sekarang, berbagai informasi akan sangat mudah kita dapatkan hanya
lewat gadjet kita. Tapi informasi-informasi yang banyak tersebut tentu tidak
semuanya baik, tidak semuanya benar, ada juga informasi-informasi yang jelek
dan hoax.
Di sini pentingnya filter dalam menerima sebuah informasi,
agar informasi yang kita dapat tidak langsung kita telan mentah-mentah dan
percayai, filter informasi ini berguna untuk menyaring informasi apakah
informasi tersebut benar atau salah. penting mengosongkan gelas dalam belajar
dan menerima informasi, tapi lebih penting lagi menyiapkan filter agar
informasi itu tidak menjerumuskan kita.
Seperti kasus yang saya
dan Dr.Dhika alami di atas, kita memang tidak bisa menolak dan mencegah
penyebaran informasi bohong atau hoax, namun ada hal yang bisa kita lakukan
yaitu menyaringnya, menggunakan akal sehat dan bertanya kepada ahlinya sebelum
menjadikan informasi tersebut rujukan kehidupan kita.
Sekian.
Komentar
Posting Komentar