Mari, Berpikir Kritis Sebelum Memilih!
bbc.com |
Semata tahapan prosedural yang abai inti perkara
Debat seharusnya memuat rencana aksi
Tidak melulu mengulang retorika sarat janji
Merebut simpati pemilih dengan melihat fakta dan memahami
data
Menawarkan gagasan-gagasan besar yang dibutuhkan
Agar negeri menjangkau horizon masa depan
Inilah sebaik-baiknya berdebat
Bukan agitasi dan propaganda sesaat
Karena memilih harusnya dengan cara yang paling logis
Berilah rakyat rencana program yang tidak asal manis
Bukan sepoi-sepoi angin surga yang entah kapan terealisasi
Bukan sekedar bujuk rayu demi tujuh belas april nanti
Waktu memang sudah sedemikian sempit
Tapi juga jangan sampai akal sehat makin terhimpit
Najwa Shihab (Mata Najwa_Debat Usai Debat)
Narasi
yang disampaikan Najwa Shihab di atas memang penting untuk kita renungkan,
bagaimana debat-debat yang telah dialui bukan hanya sekedar umbar janji tanpa
tahapan rencana yang pasti. Rakyat seharusnya kritis dengan apa yang dijanjikan
oleh para calon pemimpin negeri ini, jangan mudah terbuai oleh janji dan
harapan yang terbungkus indah namun tak tahu dalamnya seperti apa, tak tahu
realisasi janji tersebut bagaimana.
Kita sebagai warga negara berhak mengetahui bagaimana
realisasi program-program yang mereka canangkan. Jokowi dalam hal ini misalnya,
akan mengeluarkan program 3 kartu sakti yang akan menuntaskan masalah-masalah
di dalam negeri. Tiga kartu sakti itu adalah karu Indonesia Pintar, kartu pra
kerja, dan kartu sembako murah. Rakyat harus jeli, apakah memang tiga program
tersebut yang saat ini sedang kita butuhkan, atau apa? Lalu bagaimana upaya
nyata melaksanakan program tersebut?
Prabowo juga berjanji akan mensejahterakan rakyat, akan
membawa rakyat menuju kehidupan yang adil dan makmur. Terus bagaimana
realisasinya? Seperti apa tahapannya untuk mencapai indonesia yang adil dan
makmur? Apakah memang itu juga yang diinginkan rakyat Indonesia?
Kita tidak dapat menahan laju moderinasasi di dunia ini, arus
globalisasi masuk dalam kehidupan bangsa tanpa pernah kita sadari, maka dari
itu diperlukan sebuah gagasan bagaimana rakyat Indonesia dapat survive
menghadapi dunia baru ini. Jadi, program-program yang selayaknya disampaikan
oleh calon pemimpin haruslah sinkron dengan kemajuan-kemajuan di bidang
teknologi dan informasi dunia ini.
Program yang selaras Itu saya temukan baru ada di paslon
nomor urut satu, Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Program-program yang mereka tawarkan
untuk rakyat Indonesia lima tahun mendatang menjawab tantangan zaman.
Kelanjutan pembanguan infrastruktur sebagai pondasi pokok untuk memudahkan arus
barang dan informasi. Tanpa infrastuktur yang baik, rasanya sulit negara ini
akan maju seperti negara lain. Indonesia sekarang telah mengarah kepada
paradaan baru dengan terlaksananya pembanguan MRT, dan rakyat sudah merasakan
sendiri kemudahan yang mereka dapat dengan adanya MRT.
makassar.Tribunnews.com |
Program selanjutnya yang saya tahu dari Jokowi adalah tiga
kartu sakti yang saya singgung di atas. Bagaimana dengan kartu Pra kerja,
pemerintahan Jokowi ingin memberikan bantuan berupa pelatihan gratis dan
insentif selama pelatihan tersebut, agar anak-anak yang telah lulus sekolah
siap untuk langsung bekerja. Pemerintah bukan ingin menggaji pengangguran,
justru pemerintah Jokowi ingin mengurangi pengangguran dengan diberikan
pelatihan-pelatihan keterampilan. Sehingga diharapkan pengangguran berkurang
karena anak-anak Indonesia telah siap kerja bahkan mampu mengahasilkan
lapangan-lapangan kerja baru.
Kartu Indonesia pintar adalah program yang akan diberikan
untuk membantu anak-anak Indonesia yang ingin sekolah sampai perguruan tinggi. Seperti yang kita tahu di Indonesia saat ini
baru diberikan pendidikan gratis hanya sampai tingkat SMA, kedepannya
pendidikan gratis bisa ditingkatkan sampai ke perguruan tinggi, sehingga
anak-anak Indonesia dapat memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih baik dengan
pendidikan yang lebih baik pula tentunya. Anak-anak Indonesia dapat menggapai
mimpi-mimpinya dengan pendidikan yang mudah dan murah.
Kartu sembako murah juga begitu, program yang dibuat untuk
menjawab keluhan kaum ibu-ibu selama ini yang merasakan himpitan ekonomi karena
harga sembako yang tinggi. Dengan kartu ini diharapkan daya beli ibu-ibu terjaga
sehingga mereka bisa mandiri dan bisa menghidupi kehidupan keluarga dengan
lebih baik. Karena memang kesejahtraan rakyat salah satu unsur terpentingnya
adalah masalah ekonomi, masalah harga kebutuhan pokok seperti sembako adalah
dasarnya.
Sementara itu paslon nomor urut dua, Prabowo Subianto dan
Sandiaga Salahudin Uno, menawarkan program ingin membawa Indonesia menjadi
negara yang adil dan makmur dengan cara Indonesa berdaulat di atas kaki
sendiri. Contohnya meniadakan impor. Saya sendiri belum mengerti, bagaiaman
caranya Indonesia berdaulat dengan cara meniadakan impor barang dari luar negeri,
padahal impor barang adalah kebutuhan, karena tidak mungkin suatu negara dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa impor barang dari negara lain.
Begitu pula dengan janji Prabowo-Sandi akan mensejahterakan
rakyat dengan membuka banyak lapangan kerja
baru, sehingga mengurangi pengangguran di dalam negeri. Lapangan kerja
apa yang akan dibuka, terus bagaimana mengenai pemodalan dan sebagainya? Apakah
pemerintah Prabow-Sandi akan mampu memberikan modal kepada ratusan juta penduduk
Indonesia? Saya rasa tidak, karena masih banyak keperluan lain negara ini
selain dari pada memberikan bantuan modal bagi seluruh rakyat. Kalau misalkan
bisa pun, apakah dengan diberikan modal rakyat langsung sejahtera?
id.wikipedia.org |
Kita berkaca kepada pemerintahan sebelum Era Jokowi, saat itu
pemerintah membuat program BLT atau bantuan langsung tunai, keluarga saya yang
miskin di kampung jarang dapat bagian, malah banyak keluarga yang kaya, yang
punya motor bagus dapat bagian BLT tersebut,
sudah begitu, apakah dengan BLT membuat rakyat sejahtera? Nyatanya tidak, saat
itu stigma rakyat malah menjadi konsumtif dan bergantung kepada pemerintah secara
ekonomi. Sekarang, bila Prabowo dan Sandi terpilih dan memenuhi janjinya memberikan
bantuan kepada rakyat, apakah bisa dijamin semua rakyat menerimanya dan apakah
akan terjamin dengan modal tersebut rakyat jadi sejahtera?
Kesimpulannya adalah Jokowi dan Ma'ruf Amin menawarkan Indonesia
menjadi negara maju dengan program-pogram yang sesuai perkembangan zaman,
sementara Prabowo-Sandi memberikan janji Indonesia menang dengan menawarkan
program-program lalu yang malah membuat Indonesia mundur ke belakang. Mari
merenung, keputusan ada di tangan anda sebagai pemilih. Sekian.
Bintaro, 3 April 2019 (20.49 WIB)
Komentar
Posting Komentar