4 TIPS MENULIS DARI TERE LIYE



Alhamdulillah malam ini saya ketemu sebuah video di Youtube yang menayangkan tentang tips cara menulis dari Bang Tere Liye, bahwasannya tips-tips nya itu simpel ajah, yang sulit adalah kemauan untuk melaksanakannya. Apa ajah sih tips nya, ini dia tips nya:

1. Topik tulisan bisa apa saja, tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial.

sumber: freepik

Sudut pandang yang spesial, nah ini nih yang rata-rata penulis pemula belum bisa melakukannya, ketika dia diminta menulis sesuatu, misalnya tentang hitam, pasti kebanyakan menulis hitam adalah sebagai warna, padahal hitam itu bisa berarti lain seperti misalnya hitam itu identik dengan kenangan kelam masa lalu dan sebagainya, jadi penting sekali menemukan sebuah sudut pandang yang spesial dari sebuah tema cerita. Karena pada dasarnya, setiap penulis bahkan penulis terkenal sekalipun, mereka menulis topik yang sama hanya saja sudut pandang mereka yang berbeda yang membuat tulisannya jadi bagus.

Ambil contoh novel ayat-ayat cinta karya Habiburrahman el Shirazy atau biasa disapa Kang Abik. Novel Kang Abik tersebut sejatinya adalah menceritakan tentang tema percintaan yang juga banyak dijadikan tema oleh penulis-penulis sebelum ataupun sesudah Novel tersebut terbit. Lalu kenapa novel “Ayat-Ayat Cinta” jadi novel best seller? Itu karena Kang Abik punya sudut pandang lain yang berbeda dari kebanyakan penulis waktu itu. Kang Abik membuat sebuah ceita percintaan tapi gendrenya Islami, di Mesir pula lagi, dengan tokoh-tokoh yang mengispirasi semisal Fahri, dan Aisyah. Jadi pantas saja novel tersebut menjadi novel yang banyak dibaca orang. Itulah pentingnya menemukan sudut pandang berbeda dari setiap tulisan.

2. Penulis  yang baik membutuhkan amunisi, tidak ada amunisi tidak bisa menulis.

sumber: tirto.id


Ada sebuah analogi yang sering sekali saya dengar, analogi gelas kosong. Misalnya ada 6 buah gelas kosong, dan keenam gelas tersebut akan diisi air dari sebuah teko. Nah apabila teko tersebut tidak ada isi airnya, alias kosong, maka mustahil gelas tersebut akan terisi. Ini sama saja dengan menulis, kita akan bisa menulis  kalau di otak kita ada sesuatu yang ingin dituliskan. Jika di otak kita kosong, maka mustahil akan menjadi sebuah tulisan.

Ada berbagai hal yang dapat kita lakukan untuk mengisi teko otak kita agar berisi dan dapat mengisi gelas-gelas kosong tadi, diantaranya antara lain, yang pertama adalah rajin membaca. Membaca seperti kata pepatah adalah kuncinya ilmu. Mutlak bagi seorang yang ingin jadi penulis harus membaca. Suatu hal yang mustahil seorang yang tidak suka membaca bisa menjadi penulis. Karena dengan membaca maka informasi akan kita dapatkan, dan informasi itulah yang kemudian bisa kita tuangkan dalam bentuk tulisan.

Penulis-penulis terkenal adalah mereka yang punya kebiasaan membaca, penulis-penulis hebat adalah mereka yang telah banyak membaca berbagai judul buku. Contohnya misalkan Tere Liye, ternyata Bang Tere Liye itu sudah suka membaca sejak SD. Banyak sekali buku yang telah beliau khatamkan dan kebiasaan membacanya dipertahankan sampai sekarang. Beliau suka membaca buku-bukunya Imam Ghozali buku-bukunya Hamka dan sebagainya.

Contoh yang kedua adalah senior saya di FLP Ciputat, Kak Dodo, beliau bercerita awal belajar menulsi adalah ketika kuliah. Tapi kebiasaannya membaca buku sudah ada sejak lama, sejak beliau kecil. Buku-buku karya Buya Hamka, Novel atau Romannya Pramudia Ananta Toer dan banyak lagi buku-buku lain yang pernah beliau baca. Sehingga banyak sekali informasi yang ada di otaknya. Dan ketika masa kuliah belajar menulis, maka dia dengan mudah menuliskan kembali ingatan-ingatan dari buku bacaanya, dan tidak dapat dipungkiri mungkin gaya penulisannya sama dengan apa yang beliau baca. Jadi mustahil bagi orang yang ingin menjadi penulis tapi jarang baca buku.

Yang kedua adalah sering bercengkrama atau sering berkumpuldengan orang bijak, misalnya penjual baso yang sudah 20 tahun lebih dia berjualan. Dengan pengalaman menjaul baso selama 20tahun, pasti dia sudah sangat bijak dan sangat mengenal baso. Tanyalah mereka, wawancarailah mereka,tanyakan pengalaman apa saja yang menarik selama ini berjualan baso, sehingga bisa betahan lebih dari 20 tahun. Pasti ada pengalaman-pengalaman yang menarik selama itu dia berjualan baso.

Yang ketiga adalah melakukan perjalanan jauh, nah yang ini yang masih kurang saya lakukan. Dengan perjalanan jauh kita akan menemukan pengalaman baru dan ide-ide baru tulisan kita. Nah tips dari Bang Tere Liye, apabila tidak bisa berpergian jauh, kita bisa bertanya kepada orang-orang yang telah hidup lebih lama dari kita. Misalnya orang tua atau kakek dan nenek kita. Saya sendiri seneng bergaul dengan orang-orang tua, misalnya Pak Rusdi, dulu ada Pak Andi, ada juga Pak Maman, terus sekarang saya sering ketemu sama Bu Akmal, istri dari almarhum Pak Akmal jemaah masjid yang paling rajin. Betul kata Bang Tere, kita bisa bertanya banyak kepada mereka dan pasti banyak informasi baru yang bisa kita dapatkan.

Saya ambil contoh dari istrinya pak Akmal ini, ternyat beliau ini punya hubungan kekeluargaan dengan Buya Hamka kalau tidak salah kakeknya itu adalah adik atau saudaranya Buya Hamka. Jadi membuat saya terinspirasi untuk membuat sebuah tulisan tentang istrinya almarhum Pak Akmal yang ternyata masih kerabat dengan Buya Hamka, penulis yang juga menjadi idola dan panutan Bang Tere Liye.

3. Kalimat pertama adalah mudah, gaya bahasa adalah kebiasaan, menyelesaikannya lebih mudah lagi.

sumber: frepik


Terkadang mungkin kita akan merasa bingung tatkala berhadapan dengan leptop dan mulai menulis. Kita seringkali bingung mau nulis apa, ternyata kebingungan itu banyak dialami oleh orang-orang, bahkan mungkin penulis terkenal sekalipun. Nah tips dari Bang Tere Liye adalah jangan bingung, tulis saja apa yang ada dipikiranmu termasuk kebingungan itu sendiri.

Misalnya gini, ketika awal mau menulis. “wah saya bingung nih mau menulis apa, saya sebenarnya ingin menulis tentang presiden Jokowi, tapi bingung mau nulis dari mana.” nah tanpa kita sadari kebingunan yang kita tuliskan itu jadi sebuah kalimat, dan nanti akan mengalir begitu saja tulisanmu setelah kamu tulisakan kata pertama itu. jadi untuk saat ini, gak ada istilah kata atau kalimat pertama suatu tulisan itu sulit, ketika kamu berpikir kalimat pertama itu sulit, gak usah bingung tulis ajah “sulit” dan bla-bla-bla kalimat selanjutnya. Saya juga menulis tulisan ini dari kata bismillah alhamdulillah, karena itu yang pertama ada di pikiran saya. Dan ternyata setelah memulai, oh asyik ya ternyata menulis itu. sampailah sekarang ini sudah hampir seribu kata saya tulis.

Kemudian gaya bahasa adalah kebiasaan, kadang kita berpikir atau bertanya- tanya, kok dia bisa banget nulis cerita seindah itu,  gaya bahasanya mengalir dan enak sekali  dibaca, sedangkan saya kok malah mual baca tulisan sendiri. Begitulah adaya teman-teman. Gaya bahasa ini bisa dianalogikan sebaggai jam terbang, atau lamanya pengalaman. Bapak dan ibu kalau diminta memasak tempe, pasti akan berbeda hasilnya. Kalau bapak, mungkin hanya bisa digoreng saja, tapi ibu, ibu bisa menjadi kan berbagai macam menu masakan dari bahan tempe. Bahannya sama, Cuma karena ibu pengalaman memasaknya sudah lama, makanya ibu bisa membuat banyak masakan dari tempe. Begitu juga menulis, para penulis terkenal, para penulis hebat itu adalah mereka yang telah bertahun-tahun menulis sehingga ketika disajikan sebuah tema tulisan, pengalaman yang panjang itu membuat tulisan mereka enak dibaca, gaya menulis mereka mengalir dan enak dinikmati. Itu karena mereka sudah sangat berpengalaman dalam hal menulis, sama seperti ibu kita yang pengalaman masaknya sudah sangat banyak.

Dan menyelesaikan lebih mudah lagi, apabila kita sudah mentok,  ya sudah selesai saja, tidak perlu diteruskan sehingga membuat kita pusing. Karena yang bercerita dan menulis adalah kita, jadi terserah kita mau berakhir kapan dan dimana, selagi masih ada ide bisa terus kita lanjutkan namun apabila ide itu sudah mentok ya sudah berhenti saja.

Sampai sini alhamdulillah tulisan saya sudah lebih dari 1000 kata sesuai target yang ditetapkan Bang Tere, semoga mulai hari ini saya bisa istiqomah menulis 1000 kata perhari selama 180 hari, sehingga akan terbentuk sebuah pengalaman menulis yang luar biasa, ya pendeknya sih saya nanti jadi penulis yang bener-bener penulis. Aamiin.

Okeh lanjut...

4.  Ala bisa karena terbiasa. Latihan-latihan dan latihan.

sumber: freepik


Bisa karena terbiasa ini sama dengan analogi pengalaman ibu memasak dengan pengalaman bapak. Ibu karena telah terbiasa memasak dapat menyajikan tempe delam varian masakan yang berbeda dan tentu saja enak. Sedangkan bapak yang tidak terbiasa memasak belum tentu masakannya enak walaupun hanya memasak tempe. Menjadi penulis itu adalah bagaimana kita latihan terus-menerus, latihan memasak pun tidak begitu saja langsung bisa, awalnya pasti masakan yang dibuat  rasanya keasinan atau misalnya agak pahit, namun dengan terus berlatih memasak lama-kelamaan masakan itu akan nikmat juga. Sama halnya dengan menulis, jika kita latihan terus setiap hari menulis, maka suatu saat nanti tulisan kita akan bagus dan dapat dinikmati orang lain.

Terakhir, ini adalah tekad saya, mulai menulis dari sekarang minimal 1000 kata perhari selama 180 hari sesuai dengan yang disarankan oleh Bang Tere Liye. Jika sehari saja berhenti menulis, maka hitungannya harus dimuai lagi dari pertama, jadi saya mau tidak mau harus istiqomah. Bismillah semoga bisa Ya Allah, Aamiin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenikmatan Yang Mematikan

Babak Baru FLP Ciputat

Pemilu dan Momentum Indonesia Maju