Kaleidoskop 2020, Tahun yang Cepat di 2020

Bencana di Awal Tahun

Kita segarkan ingatan kembali kepada bencana Banjir yang melanda ibukota DKI Jakarta dan Sekitarnya 1 tahun lalu. Tepat awal pergantian tahun dari 2019 ke 2020 bencana Banjir besar itu melanda ibukota. Saat orang orang menghabiskan malam tahun baru, saat itu pulalah hujan semakin deras seakan tak mau berhenti, pagi harinya genangan air bahkan banjir melanda di setiap sudut ibukota. Rumah rumah terendam, mobil motor hanyut terbawa banjir dan beberapa jiwa melayang. Ironi, saat semua orang bersuka cita pada malam hari pergantian tahunnya, saat itulah bencana besar tengah siap menunggu dan di pagi harinya ia datang tanpa memberi tahu. Tidak ada yang patut disalahkan dalam hal ini, kita tidak bisa menyalahkan gubernur DKI atau walikota Bogor misalnya, apalagi menyalahkan pemerintah pusat, ini adalah salah kita semua. Sesungguhnya datangnya bencana merupakan teguran Tuhan. Alhamdulillah malam pergantian tahun kemaren berjalan dengan baik, walaupun orang orang tidak bebas berkumpul, tapi kita merasa damai karena tidak dibayang Bayangi datangnya bencana alam seperti tahun lalu. 


Adikku Aditia Nugraha

Menginjak ke bulan Februari, akhir bulan aku memutuskan pulang kampung menjenguk keluarga di sana sembari mengikuti acara khitanan adik keduaku, Aditia Nugraha. Adit yang waktu itu berumur 4 tahun disunat di sebuah pesantren, aku lupa namanya. Adit ikut sunnatan masal. Alhamdulillah dengan ikut acara ini orang tua tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun karena semua sudah ditanggung oleh pihak pesantren. Malahan adik dapat banyak bingkisan dan uang tabungan juga. Semoga setelah di sunat adik menjadi anak yang Sholeh yang berbakti buat mamah dan papah. Oh ia tentang sunat, aku dulu di sunat tanpa didampingi oleh kedua orangtuaku. Mamah sedang bekerja di Arab Saudi sedangkan bapak di Kampung halaman. Aku disunat di kota Bandung diantar oleh ua aku dan teteh aku. Mereka sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri mereka membesarkan aku dan mengantarkan aku untuk disunat. Salah satu kewajiban yang dibebankan kepada orangtua untuk anak laki lakinya. 


Awal dari Semua Cerita di 2020

Maret, ini adalah bulan di mana korona pertama kali masuk ke Indonesia. Saat itu posisi aku masih di kampung halaman di daerah Ciwidey Bandung sana. Saat itu Jakarta menjadi zona merah karena lonjakan angka positif Covid 19 di sana. Aku yang masih di kampung jauh dari Jakarta diminta jangan kembali oleh orang tua agar menghindari tertularnya penyakit itu, tapi bagaimanapun aku punya kewajiban dan tanggung jawab yang tak bisa aku hindari, jadi aku harus tetap balik ke Jakarta dengan segala risiko. Hal yang paling aku khawatirkan adalah distop di jalanan oleh pihak kepolisian karena aku berasal dari luar dan mau masuk kawasan Jakarta. Tapi ya mau bagaimana aku harus tetap balik ke Jakarta karena pekerjaan menunggu di sana. Alhamdulillah perjalanan waktu itu lancar dan kekhawatiran dihadang polisi tidak terjadi. 


2020, Ramadhan Paling Santai

Kita skip tahun 2020 langsung ke bulan Ramadhan, yang jatuh pada bulan Juni. Ramadhan tahun 2020 adalah ramadhan paling santai yang pernah saya alami sepanjang karir menjadi marbot salah satu masjid di Bintaro Tangerang Selatan. Ramadhan identik dengan peningkatan kuantitas ibadah dan jamaah, yang berarti makin ekstra kerja petugas masjidnya, mulai dari menyiapkan sarana dan prasarana sampai ke pelaksanaan ibadah. Contoh ibadah yang paling membuat kita sibuk adalah buka puasa dan teraweh, persiapan buka puasa lalu teraweh itu membuat kita kadang merasa begitu letih ya mau gak mau kita harus jalani itu setiap bulan ramadhan tiba. Belum lagi bila ada kegiatan rutin tahunan seperti bazar, pesantren kilat ramadhan dan sebagainya, kegiatan kegiatan yang membuat sibuk aku dan teman teman di masjid. Puncaknya adalah pas malam takbiran sampai pelaksanaan solat Idul Fitri, bisa jadi malam takbiran itu kita begadang sampai pagi untuk mempersiapkan segala macam. Seru sih tapi jujur itu melelahkan. 


Uniknya di tahun 2020 kita seperti dibebastugaskan, maksudnya bukan dibebaskan tidak puasa, tentu saja puasa tetap wajib, yang bebas itu adalah kita tidak harus melaksanakan rutinitas harian di bulan ramadhan seperti yang saya sebutkan di awal, menjelang buka puasa kita bisa santai menikmati senja sembari menunggu adzan tiba. Selepas itu kita juga tidak perlu capek-capek mempersiapkan solat teraweh, karena solat teraweh yang ditiadakan, dan juga tak ada Bazar, tak ada Pesantren Kilat, tak ada pengajian Ramadhan dan sebagainya. Ujung dari "kenikmatan" di Ramadhan tahun 2020 adalah saat idul Fitri kita santai santai saja. Ironi memang, masa marbot malah senang dengan hal demikian, tapi ya jujur adanya seperti itu. Tapi jangan salah, banyak juga hal positif yang hilang saat Ramadhan tahun lalu yang biasanya selalu kita dapat setiap tahun, seperti misal nikmatnya solat teraweh berjamaah, nikmatnya buka puasa bersama jamaah, dan nikmatnya malam takbiran merayakan kemenangan setelah sebulan penuh puasa. Puasa kemaren karena gak ada hal-hal itu membuat satu bulan Ramadhan jadi terasa sangat singkat. 


Idul Adha, semua berjalan seperti biasa sama dengan tahun tahun sebelumnya. Mungkin yang jadi catatan adalah untuk pertama kalinya Idul Adha kali ini banyak warga yang dapat kupon daging kurban tapi tidak kebagian daging kurban setelahnya. Gara gara pelaksanaan pembagiannya yang kurang rapi. Lagi-lagi sebab korona ini, tidak boleh ada kerumunan yang menyebabkan kami berinisiatif membagikan daging-daging tersebut langsung di jalanan dan dari situ kemungkinan orang berbuat curang sangat tinggi, ada yang mengambil dua kali, ada yang mengambil walaupun gak punya kupon dan segala macam. Selain itu proses pencacahan ya juga bermasalah karena gak ada ibu ibu yang biasa di pos pencacahan daging, sehingga daging yang dikantongi tidak merata dengan jumlah tulang sehingga hasil yang didapat juga tidak sebanyak dulu. Dan banyak hal lainnya yang menyebabkan kurangnya kantong daging yang tersedia. Semua karena adminitrasi yang kurang baik. 


New Normal, New Hope, New Action

Bulan September merupakan momentum perbaikan, dengan kembalinya aku diajak kerjasama oleh Kak Dodo, kali ini aku diajak membuat sebuah channel YouTube bernama Reputasi Channel. Channel yang menyediakan konsep podcast dengan pembicara-pembicara yang luar biasa. Dari reputasi channel aku mengenal lebih dalam dunia peryoutuban aku masuk ke grup grup wa yang berisikan para YouTubers pemula yang bersama sama kita saling membantu agar channel yotube kami cepat monetisasi. Dua orang patut saya ucapkan terima kasih yang pertama Mas karim, dia yang merekomendasikan aku untuk bergabung ke grup wa yang dipimpin oleh admin penyabar yaitu Mbak Sri. Dari Mbak Sri inilah saya belajar banyak dunia peryoutuban. 


Tulisan ini sudah terlalu penjang sepertinya, kita percepat ke akhir 2020 saya kita sudah dalam kondisi new normal. Semua kegiatan kembali berjalan seperti biasa dan kita menatap tahun baru 2021 dengan semangat perubahan di bawah payung CV. Media Reputasi Indonesia. Sebuah perusahaan yang dibangun oleh Kak Dodo, perusahaan penerbitan buku dan reputasi tokoh. Alhamdulillah aku dipercaya sebagai salah satu staff Kak Dodo membantu beliau dalam hal apa saja. Selain itu aku juga diberikan kepercayaan untuk menggawangi salah satu penerbit di bawah payung CV. Media Reputasi Indonesia yaitu penerbit Dapur Bukumu, Sebuah penerbit berjenis punity publisher. Nanti kita sambung lagi untuk penjelasan apa itu penerbit punity publisher. Sekian.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenikmatan Yang Mematikan

Babak Baru FLP Ciputat

Pemilu dan Momentum Indonesia Maju