Bukber Geng Orang-Orang Biasa

Bukber Pertama dari serangkaian rencana bukber di Bulan Ramadhan tahun ini saya awali dengan bukber bareng teman-teman geng “orang-orang biasa”. Kami terlahir karena memiliki alasan yang sama, sama-sama merasa terkucilkan di dalam kelas, alasan kedua karena kami semua sepakat untuk tidak merokok.  Oh ia ada sederat acara bukber menanti, mulai dari Bukber organisasi, bukber angkatan, bukber alumni, bukber sama pacar sampai bukber sama mantan pacar, yang disebut terakhir kayaknya harus dihapus dari list deh. Hehehe.

Geng “orang-orang biasa” ini memiliki lima personel, pertama yang paling berisik yaitu saya, Jaja Suhana yang ingin dipanggil Andre, ah sudahlah karena kita orang biasa, panggil saja saya Jaja. Saya adalah manusia yang sok idealis dan senang sekali bercanda terutama jadi bahan bercandaan, jadi objek bulying dan tindakan kekerasan mental lainnya. Hahaha nyesek. Yang kuliah di keguruan tapi bercita-cita ingin jadi pengusaha atau penulis terkenal.

Orang kedua Heri, Heri Mukhtar Tumanggor. Orang asal Medan yang kalau bicara gak bisa santai, bicara santai ajah udah kayak emosi. Orang biasa kedua ini badannya semakin hari makin gede, udah kayak kingkong. Dia adalah refresentasi dari istilah kadang harapan tak sesuai dengan realita. Cita-citanya dulu adalah menjadi seorang tentara, namun kandas karena kini dia adalah seorang guru teladan yang tegas bak tentara. Jadi dibalik mukanya yang sangar terdapat jiwa yang lembut dan penuh cinta kasih terhadap anak didiknya. Inilah realita kawan. Oh ya bentar lagi dia kayaknya mau nikah sama ceweknya yang ada di foto itu, namanya Pipit. Ya semoga lancar lah kawan.

Yang ketiga adalah Asep, dia kalau sama cewek-cantik ngenalin namanya Faris. Aneh, keanehan lain adalah daya tariknya (baca: mukanya) yang kata cewek-cewek di kelas mirip Sewon, ah aku rasa terlalu berlebihan, tapi biarlah, dia adalah personil geng “orang-orang biasa” yang saya akui, mukanya sedikit lebih ganteng diantara kita. Kalau makan dia paling banyak, bagi dia satu porsi makan itu kurang. Makanya badanya juga gede walaupun masih gedean si anak Medan. Asep adalah Orang paling kalem di kelas, dia kalau diajak ngomong malah senyum-senyum doang. Kok bisa ya, cewek cewek di kelas pada suka? 

Personel ke empat adalah Bukhori Muslim, kadang dipangil Bukhori kadang dipanggil Muslim. Orang yang belum sama sekali kenal sama cewek sejauh yang saya tahu. Bagi dia pacaran itu gak penting, yang penting bagi dia juga bukan belajar, tapi yang penting bagi dia adalah tidak melakukan apa-apa. Tapi jangan salah, dia ini adalah salah satu orang yang ilmu agamanya paling dalam di kelas. Jadi kalau kumpul biasa diminta jadi imam atau pemimpin tahlil. Sudah saya bilang dia orang biasa. Saya nggak tahu kenapa sampai sekarang dia belum punya pacar. Tapi saya jamin dia masih normal hehehe. 

Terakhir yang paling bijak diantara kita, namanya Ihsan. Dari namanya ajah kita bisa menilai bahwa orangnya kalem, dan  memang gitu, dia adalah orang biasa yang kalem banget di kelas dan setiap untaian kata yang keluar dari mulutnya bak motivasi. Susah bercanda sama dia kecuali dalam hal politik. Hehehe, kamu tahu lah maksud saya (lihat saja tangan dia di foto). Karir asmaranya lah yang paling paripurna diantara kita, dipastikan dalam beberapa tahun ini dia akan segera menikah. Tamat.

Eh belum deh, sebagai tambahan mereka berempat udah lulus, tinggal saya saja yang belum lulus. Yah namanya juga orang biasa.

Gak usah lah saya cerita tadi bukanya seperti apa, pokoknya ya biasa ajah. Sekian. 

Bintaro, 16 Mei 2019


Penulis: Orang Biasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenikmatan Yang Mematikan

Babak Baru FLP Ciputat

Pemilu dan Momentum Indonesia Maju