Inilah New Normal di Masjid Assalaam


Suasana setelah Solat Jumat

New Normal berarti suatu kebiasaan normal baru yang harus kita jalani pasca PSBB 3 bulan ini. Mau tak mau memang kita harus berdamai dengan korona dan berusaha hidup normal kembali, karena tidak mungkin selamanya kita diam di rumah. Tempat-tempat umum juga tidak bisa selamanya ditutup, seperti masjid, sekolah, tempat-tempat usaha, tempat hiburan seperti mall, tempat wisata dan lain sebagainya, banyak masyarakat yang terdampak dari segi ekonomi karena tidak bisa bekerja di tempat tempat tersebut.

Salah satu tempat yang sebelum corona ini selalu ramai adalah Masjid. Nah Masjid atau tempat ibadah lainnya sebagai sarana beribadah merupakan tempat vital yang harus kembali dibuka, apalagi bagi kaum laki-laki yang mempunyai kewajiban ibadah solat Jum’at, pasti sangat rindu bisa kembali melaksanakan solat Jum’at di masjid.

Sektor pendidikan juga tak kalah penting untuk segera dibuka, pembelajaran daring menurut beberapa teman guru saya terasa kurang efektif. Banyak hal yang tidak dapat disampaikan lewat online oleh seorang guru, terutama mengenai pendidikan akhlak dan budi pekerti yang baik.

Tempat-tempat usaha juga harus kembali dibuka agar roda ekonomi kembali berputar. Karena bagaimanapun suatu perusahaan ada batas kekuatan bertahannya, dan diperkirakan perusahaan-perusahaan ini hanya dapat bertahan sampai bulan Juni.

Tempat rekreasi juga penting untuk kembali dibuka, ini adalah salah satu tempat yang pasti akan diburu oleh masyarakat pasca Pandemi Covid-19 usai. Karena mereka pasti merasa jenuh tinggal lama di rumah dan butuh rekreasi.

Tanda x untuk jaga jarak antar Jemaah

Nah kembali ke point pertama, yaitu petingnya masjid segera kembali dibuka. Saya sebagai marbot sebuah masjid di Bintaro (Masjid Assalaam) merasa kangen sekali melakukan ibadah solat berjamaah terutama melaksanakan solat Jum’at. Namun pastinya dengan kebiasaan baru yang berbeda dengan dulu. Nah inilah new normal di masjid Asssalaam.

Dulu biasanya sebelum mulai solat, imam akan memeriksa shaff dan menghimbau kepada jemaah untuk merapikan shaf. Namun sekarang rapih yang dimaksud adalah menjaga jarak antar orang solat, minimal 1 meter. Dan itu kami lakukan di masjid dengan memberikan tanda x menggunakan lakban di lantai, untuk membuat jarak perjamaah. Lucu melihatnya, shaf yang biasanya satu baris itu diisi oleh 10 orang sekarang hanya bisa diisi oleh 4 orang saja.

Saaat Khutbah Jum'at

Kemudian jemaah juga wajib membawa sajadah dan mengenakan masker saat solat. Agak engap kalau kata orang Sundamah kalau pas solat pake masker. Sudah begitu jamaah dilarang bersalaman, nah yang ini bisa diganti dengan menempelkan dua telapak tangan di dada seperti kebiasaan orang Sunda kalau memberi salam.

Tak hanya di masjid, di tempat wudhu pun kami gunakan pembatasan jarak, kami lakban satu diantara dua tempat wudhu agar tidak digunakan jamaah. Dan pastinya kami menambah jumlah sabun cuci tangan di tempat wudhu.

Semua itu kami lakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Semoga Pandemi ini segera berlalu agar kita dapat beribadah di Masjid seperti kembali seperti dulu. Aamiin.

Sekian. 

Penulis: Jaja Suhana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenikmatan Yang Mematikan

Babak Baru FLP Ciputat

Pemilu dan Momentum Indonesia Maju