Debat Capres Ke-4, Lagi, Pak Jokowi Menang dengan Tenang






Dari permulaan debat, Pak Jokowi sudah memperlihatkan ketenangan dan pemahaman yang baik terkait tema debat dari pada lawannya Pak Prabowo. Hal ini saya simpulkan ketika melihat beliau berdua menyampaikan Visi-Misi terkait Ideologi, Pemerintahan, Keamanan dan Hubungan Internasional.

Anda bisa cek sendiri Videonya di Youtube, bagaimana Pak Jokowi menyapa dengan teratur semua orang yang selayaknya disapa ketika mulai berpidato, beliau mengawali dengan menyapa seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke, kemudian beliau menyapa dan memberikan hormat kepada KPU berikut komisionernya, dan tak ketinggalan beliau juga menyapa sahabat baiknya yaitu Pak Prabowo sebagai lawan debat. Menurut saya Pak Jokowi memperlihatkan kematangan dalam berbicara di hadapan Publik. Jauh dari tudingan bahwa pak Jokowi ini gelagapan, tidak tegas dan tidak jago berbicara di depan publik.

Berbeda dengan Pak Prabowo, beliau hanya menyapa masyarakat yang menonton debat ini saja, beliau lupa menyapa KPU sebagai penyelenggara acara debat itu bahkan beliau lupa menyapa lawan debatnya, Pak Jokowi. Menurut saya hal itu kurang sopan karena berarti Pak Prabowo tidak menganggap Pak Jokowi ada, dan tak menganggap Pak Jokowi sebagai lawan debatnya. Maaf jika terkesan memprovokasi, ini hanya tanggapan saya saja.


Pada saat penyampaian Visi dan Misi, setelah dilakukan undian sebelumnya, Capros No urut 2, Pak Prabowo terpilih sebagai yang pertama menyampaikan gagasannya.  Bicara tentang ideologi pancasila, Pak Prabowo menyampaikan bahwa Pancasila adalah kesepakatan seluruh pendiri bangsa. Beliau terlihat tegas mengatakan akan mempertahankan ideologi Pancasila sampai mati. Tentang ini tak ada yang akan saya bahas, karena Pak Jokowi pun hakikatnya sama, beliau mengatakan yang tak jauh beda dengan Pak Prabowo dengan mengimabu bahwa ideologi pancasila harus dipertahankan dan diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Tapi pada saat menyampaikan Visi tentang Pemerintahan mulailah keunggulan Capres no 1 terlihat. Pak Prabowo lagi-lagi berjanji akan mensejahterakan para pejabat publik dengan menaikkan gaji mereka, sehingga tidak ada lagi korupsi, katanya. Jauh berbeda dengan apa yang Pak Jokowi sampaikan bahwa dalam pemerintahan diperlukan transparansi dan perbaikan birokrasi dengan memanfaatkan perkembangan dunia digital. Pak Jokowi memperkenalkan program “Dilan” (digital-melayani), nama yang saya dan anda pasti tahu, nama yang sangat familiar di kalangan remaja Indonesia saat ini. kekinian sekali menurut saya Pak Jokowi dalam menyampaikan Visi-Misi mengenai pemerintahan. Beliau menyampaikan ide tentang digitalisasi dalam sistem pemerintahan dengan istilah yang keren, sedangkan Pak Prabowo hanya fokus bagaimana menaikkan gaji pejabat agar tidak korupsi. Beda jauh.


Di Bidang bidang keamanan, Pak Jokowi menyampaikan gagasan penguatan dan penambahan jumlah alutsista negara, jika kita belum bisa memproduksi sendiri beliau mengusulkan ide kerjasama  dalam pembuatannya dengan negara lain. Sementara pak Prabowo hanya menyoroti bahwa anggaran untuk keamanan Indonesia yang menurutnya kurang, sehingga perlu ditambah. Pak prabowo sebagai mantan Militer juga merasa sok jago dengan berbicara bahwa siapa yang akan mengganggu keamanan Indonesia, akan dia lawan dengan segenap kekuatan yang ia punya. Sombong sekali mentang-mentang mantan militer. 

Dan yang terakhir mengenai tema hubungan internasional, Pak Prabowo hanya menyampaikan akan baik dengan setiap negara, lagi-lagi bukan Program konkrit yang akan dijalankan. Pak Prabowo menyampaikan pepatah 1000 teman masih kurang, sedangkan 1 musuh terlalu banyak. setelah itu beliau menyampaikan akan baik kepada semua negara, tanpa program yang jelas. 

Beda sama Pak Jokowi, beliau menyampaikan bahwa Indonesia dalam hubungan internasional harus tetap memegang ideologi bebas-aktif, yaitu bebas mengelola negara dan aktif menjaga perdamaian dunia, sebuah ungkapan yang menurut saya membanggakan, karena memang Indonesia dengan politik bebas-aktif telah banyak menolong negara-negara lain selama ini dalam mencapai kemerdekaannya, Indonesia juga kerap membantu usaha perdamaian dunia, misalnya mengirimkan utusan birokrasi untuk mendamaikan konflik di Timur Tengah seperti di Afganistan, Palestina dan sebagainya. Jadi program Pak Jokowi menyangkut tema hubungan internasional jelas, bukan hanya akan baik dengan semua negara seperti yang disampaikan oleh Pak Prabowo. 

Itu tadi ulasan pertama saya tentang debat capres ke 4, minggu malam. Jika anda tidak setuju, ya nggak apa-apa. Saya juga Mohon maaf bila menyinggung perasanan anda yang mendukung Pak Prabowo, saya hanya menuliskan perasaan saya setelah menonton debat tersebut. Kita boleh berbeda pendapat dan pilihan, tapi yang terpenting kita tetap satu di bawah naungan NKRI. Sekali lagi mohon maaf, Insya Allah saya akan buat lagi ulasan debat capres ke 4 lain kali, terima kasih.  

Bintaro, 1 April 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenikmatan Yang Mematikan

Babak Baru FLP Ciputat

Pemilu dan Momentum Indonesia Maju